Selasa, 23 September 2014

biografi imam syafii

Sesungguhnya diantara tanda Allah menghendaki kebaikan bagi hambaNya adalah Allah menjadikannya cinta dengan ilmu. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّيْنِ
"Barang siapa yang Allah kehendaki kebaikan baginya maka Allah akan menjadikannya faqih/faham tentang agama" (HR Al-Bukhari)

Dan diantara keagungan agama ini Allah telah menjadikan adanya para imam yang memikul ilmu agama, yang menjelaskan kepada umat tentang urusan agama. Merekalah cahaya yang menerangi jalan menuju kebaikan…merekalah yang sangat dibutuhkan oleh orang yang menghadapi kebingungan dalam urusan agama mereka…, merekalah penyejuk hati bagi orang yang menghadapi problematika kehidupan dan berusaha mencari solusi agamis…, merekalah para pejuang yang memerangi jalan-jalan kesesatan yang selalu siap menyimpangkan umat ini…, merekalah yang Allah perintahkan umat agar bertanya kepada mereka dalam firmanNya :
فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ
"Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan/ilmu jika kamu tidak mengetahui" (QS An-Nahl : 43)
Banyak para imam umat ini yang kita banggakan, akan tetapi diantara mereka ada 4 imam yang tersohor, yaitu para pendiri 4 madzhab. Mereka itu adalah Al-Imam Abu Hanifah, Al-Imam Malik bin Anas, Al-Imam Asy-Syaf'i dan Al-Imam Ahmad bin Hanbal rahimahumullah.

Meskipun ada madzhab-madzhab fikih yang lain akan tetapi keempat madzhab inilah yang diterima secara luas dalam dunia Islam hingga saat ini. Bahkan sebagian negeri dikenal dengan madzhab tertentu. Madzhab Syafi'i banyak tersebar di negara-negara Asia tenggara, madzhab Maliki banyak tersebar di negeri-negeri Afrika, madzhab Hanafi banyak tersebar di India, Pakistan, Bangladesh, dan Afghanistan, dan juga di China, adapun madzhab Hanbali banyak tersebar di negeri-negeri Arab, khususnya Arab Saudi.

          Diantara keempat imam tersebut yang sangat cemerlang adalah Al-Imam Asy-Syafi'i rahimahullah, beliaulah pendiri dan pemrakasa madzhab Syafi'i yang merupakan madzhab yang banyak dianut di bumi pertiwi nusantara ini.

Nama lengkap beliau adalah Muhammad bin Idris bin Al-'Abbas bin 'Utsman bin Syaafi' bin As-Saaib bin 'Ubaid bin 'Abd Yaziid bin Haasyim bin Al-Muthollib bin 'Abdi Manaaf, sehingga nasab beliau bermuara kepada Abdu Manaaf kakek buyut Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Al-Muthollib adalah saudaranya Hasyim ayahnya Abdul Muthholib kakek Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Dan kepada Syafi' bin As-Saaib penisbatan Al-Imam Asy-Syafi'i rahimahullah (lihat Siyar A'laam An-Nubalaa 10/5-6 dan Tobaqoot Asy-Syaafi'iyah Al-Kubro 2/71-72)

Meskipun nenek moyang beliau suku Quraisy di Mekah akan tetapi beliau tidak lahir di Mekah, karena ayah beliau Idris merantau di Palestina. Sehingga beliau dilahirkan di Ghozza (Palestina) dan ada yang mengatakan bahwa beliau lahir di 'Asqolan pada tahun 150 Hijriah, tahun dimana wafatnya Al-Imam Abu Hanifah An-Nu'man bin Tsaabit Al-Kuufi rahimahullah, bahkan ada pendapat yang menyatakan di hari wafatnya Al-Imam Abu Hanifah.

Ayah beliau Idris meninggal dalam keadaan masih muda, hingga akhirnya Imam Asy-Syafi'i dipelihara oleh ibunya dalam kondisi yatim. Karena khawatir terhadap anaknya maka sang ibu membawa beliau –yang masih berumur 2 tahun- ke kampung halaman aslinya yaitu Mekah, sehingga beliau tumbuh berkembang di Mekah dalam kondisi yatim. Beliau menghafal Al-Qur'an  tatkala berusia 7 tahun, dan menghafal kitab Al-Muwattho' karya Imam Malik tatkala umur beliau 10 tahun. Ini menunjukkan betapa cerdasnya Al-Imam Asy-Syafi'i.

Beliaupun belajar dari para ulama Mekah, diantaranya Muslim bin Kholid Az-Zanji Al-Makky yang telah memberi ijazah kepada Al-Imam Asy-Syafi'i untuk boleh berfatwa padahal umur beliau masih 15 tahun. Lalu setelah itu beliau bersafar ke Madinah dan berguru bertahun-tahun kepada Al-Imam Malik bin Anas rahimahullah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar