Selasa, 23 September 2014

Sejarah Tarbiyah Islamiah





“Sesungguhnya Agama di sisi Allah adalah Agama Islam”

Agama Islam sumbernya adalah Al-Qur` an  dan Hadist Rasulullah Muhammad  SAW, yang memahami  Al-Qur` an  dan Hadist yaitu  mujtahid artinya Ulama.
Siapa Ulama yaitu :       1. Imam Hanafi
                                       2. Imam Maliki
3. Imam Syafi`i
4. Imam Hambali
Islam yang masyhur di pase  yang dibawa Islam dari Arab ke Pase oleh Ulama yang bermazhab Syafi`i sehingga di sambut oleh Malikussaleh dengan Ilham Allah Ta`ala hingga Malikussaleh memimpin Islam dengan Ilmu Mazhab Syafi`i  sampai berkembang  agama di pase dengan ilmu mazhab Syafi`i.

Seluruh dayah-dayah di pase belajar ilmu yang bermazhab Syafi`i  hingga sampai ke meunasah dan balai pengajian, anak-anak dan di rumah-rumah  belajar ilmu mazhab syafi`i, semuanya  yang belajar ilmu mazhab syafi`i dinamakan Tarbiyah Islamiyah. Justru karena demikian, ketahuilah wahai umat islam tarbiah islamiah dimasa kerajaan Malikussaleh sudah berkembang sampai ke pulau jawa. Artinya Tarbiyah Islamiyah  (mendidik islam) hingga akhirnya hilang, kerajaan pase  memindah ke Banda Aceh lahirnya PO teumeureuhom sampai ke Iskandar Muda  kemudian lahir se orang ulama 

yaitu Syiah Kuala membawa ilmu agama kepada umat dengan ilmu mazhab syafi`i hingga menegakkan hukum islam di Aceh dengan ilmu mazhab syafi`i.

Syiah kuala membawa ilmu mazhab syafi`i  dinamakan  ( Tarbiyah Islamiyah ), akhirnya sampai ke Iskandar Muda yang ke-9. Masa penjajahan Belanda
Tinggallah ulama yang bernama tuanku raja Keumala dan Abuya Hasan Krueng Kale. Kedua ulama tersebut sambungan dari Syiah Kuala, hingga meninggal dunia Tuanku Raja Keumala, maka tinggallah Abuya Hasan Krueng Kale
Abu Krueng Kale mencetak kader Ulama mayoritas di serambi Mekah,
Diantaranya :
1.     Abu Ishak Lambaro Aceh Besar
2.     Abu Muhammad Amin Jumpoih Kembang Tanjong Pidi
3.     Abu Muhammad Saleh di Iboih Pidi
4.     Abu Sarong Keulama Pidi
5.     Abu Ribee Pidi
6.     Abu Muhammad Blang Bladeh Bireuen
7.     Abu Cot Meurak Bireuen  
8.     Abu Tumpok Teungoh Lhokseumawe
9.     Abu Panteue Breuh Aceh Utara
10.                  Abu Cot Ceubrek Aceh Utara
11.                  Abu Lhoksukon Aceh Utara
12.                  Tgk Muhammad Jalil Buloh Lhokseumawe
13.                  Abu Syeh Mahmud Blang Pidi Aceh Selatan
14.                  Abuya Syeh Mudawali Al-Khalidi Aceh Selatan
15.                  Abu Sulaiman Aceh Barat
16.                  Abu Mahmud Simpang Ulim Aceh Timur
17.                   Abu Muhammad Adam Tanah Pasier
18.                   Abu Krueng Lintang Aceh Timur

Dan Banyak Ulama-ulama lain yang tidak dapat kita sebutkan satu persatu, semua ulama-ulama tersebut keluaran dari dayah Abuya Hasan Krueng Kale. Abuya Hasan Krurng  Kale adalah Ketua Ulama Aceh Yang  dianggkat oleh ilmu bukan diangkat oleh umat kerena murid-murid beliau menjadi ulama-ulama besar. Semua murid-murid Abuya Hasan Krueng Kale membangun dayah-dayah di seluruh nusantara; sehingga nama beliau harum di bibir para santri daya-dayah.


Abu Hasan Krueng Kale adalah Ulama Besar dan megah di serambi Mekah. Semua keluaran dayah Abuya  Hasan Krueng Kale di masa penjajahan Belanda  dan masa penjajahan Jepang  sampai dengan kemerdekaan Negara Indonesia  Abuya Hasan Krueng Kale menjadi ulama rakyat di serambi mekkah serta tokoh masyarakat sehingga harum di bibir masyarakat  sampai ke nusantara.

Sehingga pada masa Presiden Repoblik Indonesia  Bung Karno pada masa itu mengunjungi beliau ke serambi mekah  untuk bertemu dengan beliau, Kata Presiden Bung Karno  kepada beliau dengan bahasa guruku-guruku sambil merangkak-rangkak  justru karma demikian ketahuilah  Abuya Hasan Krueng Kale telah harum ke nusantara sehingga Tokoh-tokoh nasional dan ulama Islam di nusantara telah mengetahui beliau ulama besar dan megah lagi Abuya Krueng Kale yang menyambung Tarbiyah Islamiyah Mazhab Syafi`i dari siyah Kuala., Abuya Hasan Krueng Kale  kembali dari Mekkah Al Mukarramah ke serambi Mekkah  pada tahun 1914  M berdampingan dengan ulama-ulama yang terakhir sambungan dari siyah Kuala yaitu tuanku Raja Keumala pada masa kerajaan Iskandar Muda yang ke-9, akhirnya Abuya Hasan Krung Kale bermusyawarah dengan Tuanku Raja Keumala tentang tarbiah Islamiah Mazhab Syafi`i karna telah ada tarbiah  Islamiyah Mazhab Syafi`i diwaktu siyah Kuala  Cuma diwaktu itu tidak disebut partai, sehingga meninggal dunia Tuanku Raja Kemala dan tinggallah Abuya Hasan Krueng Kale. Beliau menyambung Tarbiah Islamiah dari Siyah Kuala . Kemudian berakhir Belanda pada tahun 1938 Abu Krueng Kale bermusyawarah dalam Coperensi di Iboih Pidie dengan ulama kharismatik di serambi Mekkah di antaranya  :
1.     Abu Krueng Kale Ketua Ulama
2.     .Tgk Muhammad Amin Jumphoh menjabat sebagai penerangan
3.      Tgk Abdul Jalil Buloh Lhokseumawe Pase sebagai Delegasi menyatukan Ulama
4.       Tgk Muhammad Saleh Iboih Pidie sebagai Pencetus Coperensi
Ke empat Ulama tersebut tokoh politik sunni di serambi Mekkah  masa penjajahan belanda  sampai merdekalah Indonesia, hingga di sambut oleh ulama-ulama aceh karna ulama-ulama keluaran beliau dari masa penjajahan belanda sampai merdeka Indonesia Tarbiyah Islamiyah Mazhab Syafi`i di sambut oleh rakyat karna telah harum di bibir rakyat Abuya Hasan Krueng Kale ulama besar dan megah.


Sampai Merdeka   Indonesia Beliau memimpin Tarbiyah Islamiyah Mazhab Syafi`i di masa Presiden Bung Karno  yaitu pada waktu Orde Lama. Abuya Hasan Krueng Kale meng amanahkan Tarbiyah Islamiyah kepada Pemerintah Indonesia kala itu Presiden Bung Karno karena Abu Hasan Krueng Kale mungkin memahami Hadist Rasulullah Muhammad SAW Hadisnya yaitu : Awal Islam Merantau di penghujungpun  juga merantau  logikanya begini Orang yang musafir tentu membawa bekal  dan bekalnya harus aman, lebih tepatnya mencari orang orang Amanah lagi yang berkuasa  karna bekal itu mesti diselamatkan tentu yang berkuasa adalah penguasa. beginilah Abuya Hasan Krueng Kale menyimpan tarbiyah Islamiyah ini kepada Pemerintan Repoblik Indonesia  Kala itu Presiden Bung Karno.

Kemudian pada tahun 1952 Abuya Muda Waly berdampingan dengan Abuya Hasan Krueng Kale melantikkan  Tarbiyah Islamiyah yang telah membentuk Oleh Abuya Hasan Krueng Kale, pada tahun 1961 Abuya Muda Wali berpulang Kerahmatullah kemudian Abuya Hasan Krueng Kale meneruskan Tarbiyah Islamiyah Mazhab Syafi`i. sehingga pada tahun 1963 Abuya Hasan Krueng Kale mencetus Coperensi di lambaro Timbangan Banda Aceh   yang bunyinya berpegang teguh pada Al Qur an dan Hadist Rasulullah SAW yang di pahami oleh Imam Syafi`i  r a, serta yang telah di fatwakan oleh Ulama Salafi dan Ulama Muataakhirin  ( sebgaimana hukum-hukum yang telah tersebut di dalam kitab kuning ) di dalam koperensi tersebut ada salah satu muridnya  yaitu Tgk Syeh Ibrahim ataupun lebih di kenal dengan Tgk Cot Ceubrik beliaulah yang menerima titipan dari gurunya yaitu Abuya Hasan Krueng Kale sehingga pada tahun 1968 coperensi di cot keutapang bireun  Tgk Syeh Ibrahim yang melantik alim ulama dalam coperensi tersebut sebagai penggati Abuya Hasan Krueng Kale, kemudian pada tahun 1973 Abuya Hasan Kreung Kale Meninggal dunia, tinggallah tgk syeh Ibrahim Ahmad (tgk cot ceubrek ) sebagai penerus perjuangan Abuya Krueng Kale.

Pada masa Presiden  Bapak Suharto tahun 1980 Abu Cot Ceubrek mencetus Coperensi di Mesjid Banda Dua Buloh Simpang Keuramat melakukan musyawarah dengan Ulama-Ulama di Pase pada masa itu antara lain :
1.     Abu Cot Ceubrek selaku ketua pelaksana
2.     Abu Teupin punti Pase sebagai ketua Tarbiyah Islamiyah Aceh Utara  th 1980
3.     Abu Batee Lhee Lhok Seukon
4.     Abu Abdulgani  Geudong Pase
5.     Abu Rufin Keuda Karieng ( Tgk di Bluek)
6.     Abu  Dipidi Simpang Keuramat
7.     Tgk Marzuki Tanah Pasir Pase
Dan dua Orang Ulama dari Banda Aceh yaitu Abuya Prof. Dr.Muhibbudin Waly  dan Abu Usman Fauzi di Lung Ie Banda Aceh, kemudian Abu Cot Ceubrek Buloh  Simpang Keuramat  dan Abuya Prof Dr Muhibbudin Waly dan semua Ulama Tarbiyah Islamiyah Mazhab Syafi`i di Pase telah sepakat semuanya menyimpan Tarbiyah ini kepada Pemerintah, kala itu Bapak Presiden Suharto, mengapa demikian karena Abu Cot Ceubrek dan Prof Dr Muhibbudin Waly dan semua ulama di Pase mengikut Gurunya yaitu Abuya Hasan Krueng Kale. Abuya Hasan Krueng Kale menyimpan Tarbiyah Islamiyah kepada Pemerintah Indonesia yaitu Bung Karno karena Pemerintah Indonesia harus memelihara Agama Bangsanya.. Kesemua ulama tersebut telah berpulang ke Rahmatullah sehingga Saya yang bernamna Tgk Usman Ibni Abdillah ( Abati Banda Dua ) menyambung kembali Tarbiah Islamiyah Mazhab Syafi`i dari Gurunya yaitu Abu Cot Ceubrek Buloh Simpang Keuramat dan Abuya Prof Dr Muhibbadin Waly karna pada masa itu tidak ada lambang maka pada tanggal 05 Juni 2013 bertepatan 26 Rajab 1434 H bertepatan dengan ulang tahun  wafatnya Imam Syafi`i RA, yang ke- 1229 saya deklarasikan kembali Tarbiyah Islamiyah Mazhab Imam Syafi`I di Banda Dua Gampong Alu Liem Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe Pase maka saya lahirkan lambang Masjidil Haram dan Masjid Nabawi karena keduanya mesjid tersebut lambang persatuan ummat islam sedunia dan supaya terpisah dengan partai politik karna Tarbiah Islamiyah Mazhab Syafi`i dari Malikussaleh Pase sampai ke siyah Kuala dari syiah kuala sampai ke Abu Krueng Kale dari Abu Krueng Kale sampai ke muridnya yaitu Abu Cot Ceubrek Buloh Simpang Keuramat tidak bermaksud keduniawi hanyalah maksud untuk Uhkrawi .


Oleh Tarbiah Islamiah memberikan piagam kepada tujuh Zu`ama ( cendikiawan )
1.     Abuya Hasan Krueng Kale selaku ketua ulama lagi yang          menyambung Tarbiah   Islamiyah Mazhab Syafi`i dari Siyah Kuala
2.     Tgk Muhammad Amin Jumphoh menjabat sebagai penerangan di   serambi mekkah
3.     Tgk Abdul Jalil Buloh Lhokseumawe Pase sebagai Delegasi menyatukan Ulama di serambi mekkah
4.     Tgk Muhammad Saleh Iboih Pidie sebagai Pencetus Coperensi di serambi mekkah pada tahun 1938
5.     Abuya H.Muhammad Waly Al-Khalidy yang melantik `alim ulama serta mencetak kader `alim ulama  seluruh serambi mekkah  sampai ke nusantara.pada tahun 1952
6.     Abu Cot Ceubrek selaku pencetus coperensi  di Mesjid Banda Dua Buloh Simpang Keuramat pada tahun 1980
7.     Abuya Prof Dr Muhibbudin Waly  yang menyatukan seluruh `alim ulama di serambi mekkah pada tahun 2007.
Demikianlah sejarah ringkas ini yang telah kami terimakan dari guru-guru kami

Banda Dua Gampong Alue liem Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe
                                                                                      
                                                                             TTD
Pimpinan Tarbiah Islamiyah Mazhab Syafi`i


                                                      


                                                    TGK USMAN IBNI ABDILLAH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar