(Sesunggguhnya Agama di Sisi Allah adalah Agama Islam)
Agama islam sumbernya dari Al-Qur’an dan Hadist,
yang memahami Qur’an dan Hadist yaitu mujtahid (Ulama).
Adapun Ulama yaitu :
1. Imam Hanafi
2. Imam Maliki
3. Imam Syafi’i
4. Imam Hambali
Islam yang masyhur di Pase yang dibawa oleh
ulama Arab yang bermazhab syafi’i, kemudian disambut oleh Malikussaleh. Dengan ilham
Allah Ta’ala sehingga malikussaleh mengembangkan agama islam di Pase dengan
ilmu mazhab syafi’i.Seluruh dayah, Meunasah, Balai Pengajian Anak-anak dan ke
Rumah-rumah masyarakat di Pase belajar ilmu mazhab Syafi’i. Semua yang belajar ilmu mazhab syafi’i dinamakan
Tarbiyah Islamiyah. Dengan demikian ketahuilah wahai umat islam, tarbiyah
islamiyah di masa kerajaan malikussaleh sudah berkembang sampai ke pulau jawa. dari
kerajaan Pase tarbiah islamiah berpindah ke Banda Aceh, lahirnya Poe
Teumeureuhom sampai ke Iskandar Muda kemudian lahir seorang ulama yaitu Syiah
Kuala membawa ilmu agama kepada umat dan menegakkan hukum islam di Aceh dengan ilmu
mazhab Syafi’i.
Syiah
Kuala membawa ilmu mazhab syafi’i dinamakan (Tarbiyah Islamiyah), hingga sampai
ke iskandar muda yang ke-9. Di masa penjajahan Belanda, Tuanku Raja Keumala dan
Abuya Hasan Krueng Kale membawa tarbiah islamiah yang bermazhab syafi’i. Kedua
ulama tersebut sambungan dari Syiah Kuala, hingga meninggalnya Tuanku Raja
Keumala, maka tinggallah Abuya Hasan Krueng Kale. Beliau mencetak kader ulama
di Serambi Mekkah, diantaranya :
1. Abu
Ishak lambaro Aceh Besar
2. Abu
Muhammad Amin Jumpoih kembang Tanjong Pidie
3. Abu
Muhammad Shaleh di Iboih Pidie
4. Abu
Sarong Keumala Pidie
5. Abu
Ribee Pidie
6. Abu
Mahmud Blang Bladeh Bireuen
7. Abu
Cot Meurak Bireuen
8. Abu
Tumpok Teungoh Lhokseumawe
9. Abu
Panteue Breuh Aceh Utara
10. Abu
Cot Ceubrek Aceh Utara
11. Abu
Lhoksukon Aceh Utara
12. Abu
Simpang Ulim Aceh Timur
13. Abu
Krueng Lintang Aceh Timur
14. Abu
Syeh Mahmud Blang Pidie Aceh Selatan
15.
Abuya Syeh Mudawali Al-khalidi Aceh Selatan
16. Abu
Sulaiman Aceh Barat
Dan masih
banyak ulama lain yang tidak dapat kita sebutkan satu persatu. Semua ulama
tersebut keluaran dari Dayah Abuya Hasan Krueng Kale. Beliau adalah Ketua Ulama Aceh yang diangkat oleh
ilmu bukan diangkat oleh umat,semua muridnya menjadi ulama-ulama besar dan membangun
dayah-dayah di seluruh nusantara.
Abuya
Hasan Krueng Kale memimpin tarbiah islamiah mazhab syafi’i dari masa penjajahan
belanda dan jepang hingga ke masa orde lama yaitu masa presiden sukarno. Pada
tahun 1952 Abuya Muda Wali berdampingan dengan Abuya Hasan krung kale
melantikkan tarbiah islamiah mazhab syafi’i yang telah di bentuk oleh Abuya
Hasan krung kale, pada tahun 1961 Abuya Muda Wali berpulang ke rahmatullah dan
Abuya Hasan krung kale meneruskan tarbiah islamiah mazhab Syafi’i, Beliau meninggal
dunia pada tahun 1973. Salah satu dari semua murid-murid Abuya Hasan Krueng
Kale yaitu Abu Syeh Ibrahim Ahmad atau yang lebih dikenal dengan “Abu Cot
Ceubrek Buloh Simpang Keuramat” menyambung kembali tarbiyah Islamiyah mazhab
syafi’i dari Abuya Hasan Krueng Kale.
Pada
masa Presiden Soeharto tahun 1980 Abu Cot Ceubrek mencetus komfrensi di Mesjid
Banda Dua Buloh Simpang Keuramat melakukan musyawarah dengan ulama-ulama di
Pase pada masa itu antara lain :
1. Abu
Cot Ceubrek Buloh Simpang Keuramat
2. Abu
Teupin Punti Pase
3. Abu
Bate Lhee Lhoksukon
4. Abu
Abdul Gani Geudong Pase
5. Abu
Rufin Keude Karieng
6. Abu
Pidie Simpang Keuramat
7. Tgk.
Marzuki Tanah Pasir Pase
8. abuya
Prof. Dr. Muhibuddin Wali
9. abu
usman lhokga Banda Aceh
Kesemua
ulama tersebut telah berpulang ke Rahmatullah sehingga saya yang bernama “Tgk.
Usman Ibni ‘Abdillah (Abati Banda Dua)” menyambung kembali Tarbiyah Islamiyah
mazhab Syafi’i dari guru saya Abu Cot Ceubrek Buloh Simpang Keuramat dan Abuya
Prof. Dr. Muhibuddin Wali. Karena pada masa itu tidak ada lambang, maka pada
tanggal 5 Juni 2013 (26 Ra’jab 1434 Hijriah) bertepatan dengan wafatnya Imam syafi’i.
RA. yang ke-1229 saya deklarasikan kembali Tarbiyah Islamiyah mazhab syafi’i di
Mesjid Banda Dua Aluelim Kota Lhokseumawe, maka saya lahirkan lambang Mesjidil
Haram dan Mejidin Nabawi. Karena kedua mesjid tersebut lambang persatuan umat
islam sedunia dan supaya terpisah dengan partai politik. Karena Tarbiyah
Islamiyah mazhab syafi’i dari malikussaleh Pase sampai ke Syiah Kuala, dari
Syiah Kuala sampai Abu Krueng Kale, dari Abu Krueng Kale ke muridnya yaitu Abu
Cot Ceubrek Buloh Simpang Keuramat Lhokseumawe Pase tidak bermaksud ke duniawi
hanyalah maksud untuk ukhrawi. Demikianlah yang saya dengar dari orang tua dan
guru saya.
Adapun maksud dari Tarbiah Islamiah Mazhab syafi’i
yaitu ingin membina moral umat islam yang telah rusak, oleh karena itu kami
mengajak umat islam membaca kitab kuning dan mendidik anak-anak kita ilmu agama
islam, supaya kedepannya menjadi generasi muda yang berakhlak mulia. Dengan
cara menggema pengajian sesuai dengan intruksi pemerintah serambi mekkah dengan
bunyinya :
‘’Belajarlah kitab
kuning peninggalan Malikussaleh, belajarlah kitab kuning peninggalan Syiah
Kuala, belajarlah kitab kuning peninggalan seluruh ulama serambi mekkah,
belajarlah kitab kuning peninggalan Abuya Hasan krung kale, belajarlah kitab
kuning peninggalan Abuya Mudawali Al-Khalidy’’. ‘’ You Tube’’ (ACARA DEKLARASI
TARBIAH ISLAMIAH MAZHAD SYAFI’I)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar